Pages

Dinamika di Kalimongso

Sabtu, 05 Oktober 2013

      Dinamika yang diselenggarakan tanggal 23-25 September 2013 pasti sudah menyisakan kenangan tersendiri bagi mahasiswa baru (maba) maupun mahasiswi baru (miba) tahun ajaran 2013. Khususnya jika sudah menyangkut panitia Penugasan dan Evaluasi yang sering disebut Peneva. Peneva ini memang dibentuk untuk memberi penugasan kepada para mahasiswa baru dan setelah itu mereka akan mengevaluasi penugasan tersebut. Penugasan yang diberikan ada dua macam yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Kadang Peneva juga menyelipkan teka-teki dalam setiap tugas yang diberikan.  
 Bagi mahasiswa baru yang menempati wilayah Kalimongso sudah tidak asing lagi melihat penjual dadakan disekitar jalanan Kalimongso. Penjual dadakan ini tidak lain adalah warga Kalimongso sendiri. Mereka menjual barang-barang penugasan dinamika, dari keperluan kelompok hingga tugas individu yang masih berupa teka-teki.  
          Salah satu penjual dadakan di Kalimongso yaitu Ceu’ Ikin mengaku mengetahui tugas dinamika dari mahasiswa baru yang tinggal di Kalimongso. Tetapi tahun sebelumnya penjual di Kalimongso mengetahui dari panitia dinamika lewat selebaran. Oleh karena itu, dinamika tahun ini banyak penjual yang mengalami kendala terutama karena tidak ada informasi langsung dari panitia, sehingga sudah banyak toko grosiran penyedia barang-barang yang sudah tutup.
           Alasan Ceu’ Titin sendiri selain mendapat keuntungan juga untuk mempermudah mahasiswa baru yang mengikuti dinamika memperoleh barang-barang yang ditugaskan oleh Peneva. “ Barang-barang penugasan terkadang habis tapi kadang juga sisa, kalau masih sisa saya jual lagi tapi kalau warga lain ada juga yang disimpan untuk tahun ajaran berikutnya,” kata Ceu’ Ikin. 
             Maba dan miba di Kalimongso pun juga sangat terbantu dengan banyaknya penjual dadakan tersebut. Alvica, salah seorang mahasiswi baru D3 Akuntansi mengaku belum tahu tugas dinamika sebelumnya dan baru mengetahui penugasan dari penjual yang menyediakan barang-barang penugasan dinamika. “ Saya sendiri heran dengan ibu dan bapak penjual disekitar Kalimongso yang menjual barang-barang penugasan dinamika, padahal saat itu ketua kelompok saya belum memberitahu barang-barang apa saja yang harus dibawa keesokan harinya. Karena disini lebih update tidak jarang juga saya memberitahu teman-teman kelompok saya yang tinggal di daerah selain di Kalimongso perihal penugasan dinamika,” komentar Alvica. 
           Tidak hanya penjual barang-barang penugasan dinamika yang eksis di Kalimongso tetapi warung makanan di sekitar Kalimongso juga terkena dampak dari dinamika tahun ini. Maba dan miba diharuskan untuk membawa makan siang yang lauk pauknya sudah ditentukan oleh panitia. Lauk pauk tersebut sangat beragam jenisnya dan berbeda-beda setiap hari. Karena tugas yang diberikan oleh Peneva tidak bisa dibilang sedikit, banyak diantara maba dan miba yang tidak sempat untuk memasak makan siang sendiri dan lebih memilih menggunakan jasa catering selama satu minggu. 
           “Pada saat dinamika kemarin saya lebih memilih untuk catering di Warung Gudeg di Kalimongso karena lebih praktis dan efisien. Meski pengeluaran bulan ini jadi lebih banyak, saya tidak menyesal memilih jasa catering. Masakannya enak dan saya juga bisa memperkecil kemungkinan untuk terhindar hukuman dari Peneva,” ungkap Ria mahasiswi baru D3 Kebendaharaan Negara ketika ditanyai pendapatnya tentang penjual makanan di Kalimongso. 
             Mungkin ini menjadi keuntungan tersendiri bagi maba maupun miba yang tinggal di daerah sekitar Kalimongso. Selain akses menuju kampus sangat cepat, ketersediaan bahan-bahan pokok di Kalimongso menjadi kelebihan daerah ini dibandingkan daerah lainnya.

Tidak ada komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS